Posted by: gudanginformasianda | June 7, 2008

Lubang Biopori Untuk Mengatasi Banjir

SABTU, 16 FEBRUARI 2008 | 19:33 WIB JAKARTA, SABTU – Banjir seolah telah menjadi pemandangan rutin di Jakarta. Setiap kali hujan mengguyur, sejumlah lokasi dan pemukiman penduduk di kota Jakarta sudah bisa diprediksi akan muncul genangan-genangan air.

Hal tersebut tidak lepas dari semakin minimnya daerah resapan air akibat alih fungsi menjadi pemukiman penduduk. Sebagian besar tanah di Jakarta telah tertutup oleh beton. Tidak ada lagi celah bagi air hujan diserap oleh tanah, sementara sungai yang menjadi satu-satunya tempat pembuangan air juga tidak mampu menampung air hujan.

Selain mudah dibuat, LRB merupakan teknologi tepat guna yang ongkos pembuatannya murah. Setiap orang mungkin bisa membuatnya. Pada dasarnya, lubang biopori merupakan lubang vertikal ke dalam tanah yang berfungsi meningkatkan laju peresapan air hujan. Pembuatan lubang resapan biopori ke dalam tanah secara langsung akan memperluas bidang permukaan peresapan air, seluas permukaan dinding lubang.

Lubang resapan biopori ini menurut Kamir jauh lebih efektif dan efisien daripada membangun sebuah sumur resapan karena diameter lubang yang kecil akan mengurangi beban resapan, sehingga, laju peresapan air dapat dipertahankan. Pembuatannya lubang resapan biopori cukup sederhana, murah dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Alatnyapun tergolong sederhana berupa bor hasil modifikasi Kamir R. Brata.

Lubang resapan biopori merupakan lubang silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter 10-30 centimeter , dengan kedalaman sekitar 100 centimeter atau jangan melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang tersebut kemudian diisi oleh sampah organik agar terbentuk biopori dari aktivitas organisme tanah dan akar tanaman. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah menyusut karena proses pelapukan.

Jumlah lubang resapan biopori juga tidak memakan lahan yang cukup luas menurut Kamir untuk daerah dengan intensitas hujan tinggi dan laju peresapan air sekitar 3 liter/menit maka setiap 100 meter persegi luas tanah, lubang biopori yang dibutuhkan sekitar 28 lubang. Jarak antarlubang perlu diperhatikan, minimal setiap lubang diberi jarak 30 cm. Agar lubang tidak rusak, bagian bibirnya diperkuat dengan semen.

Biaya pembuatan lubang resapan biopori ini juga relatif murah. Bor tanah untuk membuat lubang biopori hanya dibanderol Rp175.000 – Rp200.000. Biaya tersebut bisa berkurang bila 1 bor tanah dimiliki bersama oleh beberapa orang. Mau mencoba dengan alat kreasi sendiri? Silakan saja. (Sumber Kompas.com)


Leave a comment

Categories